Rabu, 26 Desember 2018

Ringkasan Sejarah Berdirinya INS Kayu Tanam


INSTITUT NASIONAL SYAFE’I KAYUTANAM

                 Ruang Pendidik INS Kayutanam adalah lembaga pendidikan menengah swasta yang bercorak khusus. Didirikan oleh Muhammad Syafe’i pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayutanan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.
                 Gedung sekolah INS Kayu Tanam dibangun sendiri oleh siswa. Pada awal berdiri INS hanya menempati tanah 1 hektar, dan tanah itu sudah penuh dibangun dengan ruang kelas, sehingga tidak dapat membangun gedung. Atas jasa Dr.Syofjan Rassat, pemimpin rumah sakit di Kayutanam pada tahun 1935 perguruan INS Kayutanam dapat memakai tanah Erpacht seluas 8 hektar di desa Palabihan, yang berjarak 3 kilometer dari Kayutanam.
                 Tahun 1936 pemindahan dilakukan berangsur – angsur dan pada bulan November 1936 murid- murid sudah dapat belajar di Palabihan. Proses pemindahan dari Kayutanam ke Palabihan selesai tahun 1939.
                         Untuk biaya operasional INS Kayutanam melatih siswanya menjadi wirausahawan yang mandiri dan kreatif. Berbagai macam bidang usaha di bina di INS Kayutanam, seperti: pemeliharaan kerbau dan pemerahan susu, di halaman INS ditanami kelapa, tanaman muda dan sayur- sayuran. Mengelar pertunjukkan dengan tiket terjangkau serta menjual kerajinan tangan siswa. Serta tidak menerima subsidi dari pihak manapun termasuk Belanda.
                 Pihak Belanda berupaya memberikan segala macam bantuan tetapi semua bantuan itu ditolak oleh Muhammad Syafei. Untuk Muhammad Syafei, Belanda berusaha untuk membujuk beliau dengan berbagai macam kedudukan.Tetapi Muhammad Syafe'i tidak tergiur dengan semua itu. Beliau lebih suka pada perguruan sendiri walaupun sulit tetapi merdeka.
                 Tanggal 31 Oktober 1941 Muhammad Syafei berhenti sebagai orang yang mempunyai perguruan tersebut, semua inventarisnya diserahkan pada Nusa dan Bangsa.
                 Konsep pendidikan di INS Kayu Tanam berbeda dengan konsep lembaga pendidikan lain pada umumnya. INS Kayu Tanam mendidik siswa berwatak mandiri, berkemauan dan bekerja keras. Konsep ini perlu dilestarikan dalam penyelenggaraan pendidikan di negara kita saat ini.    Pendiri INS Kayutanam, Muhammad Syafe’i mendirikan model pendidikan yang berpijak pada budaya bangsa, namun juga tidak terkucil dari dunia luar. INS Kayutanam berbasiskan pada filosofi bahwa hakikat alam adalah senantiasa aktif alias bekerja. Dalam dunia pendidikan maksudnya agar anak didik senantiasa aktif otak dan otot.
                 Aktif otak terwujud dalam fikiran bebas yang tidak patuh buta terhadap otoritas, sementara aktif otot tercurah dalam keterampilan praktis yang siap guna untuk untuk mencari penghidupan serta memecahkan masalah sehari – hari.
                 Berbekal filosofi ini, kegiatan olah raga dan berbagai praktik kerajinan, pertukangan, atau kesenian yang diajarkan di INS Kayutanam bukanlah tujuan itu sendiri. Semua sekedar alat untuk mengembangkan akal (intelek), emosi, kemauan dan daya kreatif
                 Metode pelajaran guru di INS Kayutanam yang inklusif, merangkul semua murid dengan segala keunikan dan kebutuhan khususnya masing – masing. Tidak ada model yang seragam. Itulah sebabnya para pendidik INS Kayutanam membebaskan murid mengambil mata pelajaran yang mereka sukai.
                 Itulah model pendidkan yang memungkinkan anak didik berkembang menjadi generasi masa depan yang beradab, kreatif, mandiri, unggul, profesional, dan matang secara mental.     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.